Minggu, 16 September 2018

Temen karibku cuma mau pamit......

Foto kenangan waktu SD thn 1983 di SDN1 Delanggu, Klaten
Kejadian seperti penulis di pamiti temen yang selama hidup akrab dengan penulis, kejadian pertama, pada waktu SD di SDN1 Delanggu, Klaten penulis mempunyai teman sangat akrab, nama yang penulis ingat bernama Mindriatmoko dan panggilannya Kokok, hampir tiap hari ketemu main mulai dari pagi dia selalu panggil-panggil untuk berangkat ke sekolah bareng, kalau sore kita biasa sepedaan, main layang-layang, main bola dan  sebagainya, yang jelas kemana-mana kita selalu bersama.

Sampai menginjak SMP, kita masih satu sekolahan yaitu SMPN 1 Delanggu bahkan satu kelas. Hingga perjalanan waktu  penulis berpisah dengannya pada waktu kelas 2 mengikuti ortu pindah ke Semarang tahun 1984, sebelum berpisah penulis masih ingat mendapat pesan dari Kokok  jangan lupa sama dia kalau sukses di tempat yang baru.

Beberapa tahun kemudian setelah penulis sudah menyesuaikan dengan situasi di Semarang yang sangat berlainan dengan situasi di Delanggu, pada tahun sekitar tahun 1991-1992 penulis menginjak masa kuliah, ada perasaan aneh, penulis selalu memimpikan waktu masa kecil dan selintas wajah-wajah teman ketika masih kecil, disitu ada wajah Kokok yang tertawa-tawa seperti kita dulu, maka penulis kangen sekali suasana kecil dulu pingin mengunjungi tempat-tempat masa kecil dulu di Delanggu, kebetulan letak rumah nenek penulis dekat sekali dengan Delanggu, yaitu Polanharjo, Klaten. 

Tibalah penulis memenuhi hasrat melepas kangen di Delanggu, penulis mengunjungi Sekolahan SD tempat sekolah dulu, SMP, bekas rumah dinas dan sebagainya, tak lupa pingin ketemu soib karib dulu waktu kecil, moga-moga di rumah khan ini hari minggu, pikiran penulis masih ingat nggak ya? mosok baru beberapa tahun sudah lupa, wajahnya seperti apa sekarang, penulis jadi penasaran, di depan rumahnya selokan depan rumah masih seperti dulu yang airnya deras tempat kita main air dan kapal-kapalan, ayun-ayunan, dan sebagainya, tapi kok sepi sekali, jangan-jangan pada pergi. akhirnya penulis mengetok pintu rumah, yang membukakan penulis masih ingat sekali, ini adik bungsu kokok yang dulu ngikut kemana kita main namanya Agung, Penulis basa-basi tanya masih ingat nggak sama penulis, dia jawab lupa, mungkin masih kecil waktu itu kemudian penulis tanya kakaknya, dia menatap ke penulis, dia tanya ke penulis apa belum dengar kabar? Mas Kokok sudah meninggal 8 bulan yang lalu......bagai di sambar petir di siang bolong, penulis kaget sekali, memang selama ini komunikasi belum semaju sekarang jadi kabar seperti ini sangat susah di sampaikan apalagi sudah lama tidak ketemu, penulis tanya kenapa, katanya kecelakaan waktu boncengan sama temen sekolah juga penulis kenal ikut meninggal dalam kecelakaan tersebut jadi ingat dulu masa kecil kokok sering manas-manasi penulis kebut-kebutan pada waktu itu penulis naik motor Yamaha Super Delux tahun 1982 atau Yamaha robot....😢😢😢

Kejadian kedua, penulis mempunyai temen satu kelas di SMAN2 Semarang,  bernama Ahmad Sartono, orangnya ceria, penuh humor dan obyek penderita kalau gasak-gasakan sesama teman, karena rambutnya kribo maka temen-temen manggilnya Sulak. Setelah lulus dia melanjutkan usaha ortunya jualan peralatan kerja seperti paku, skrup, cat dan lain sebagainya di pusat PKL Barito, Semarang. Setelah lulus pada waktu masa nganggur, luntang-lantung, penulis sering main ke situ, ngobrol-ngobrol, kadang minta bantuan perbaiki motor atau mobil. seiring berjalannya waktu penulis sudah sibuk-sibuknya dengan pekerjaan, sudah jarang main atau mampir ketempatnya meskipun sering lewat depan tokonya, bahkan sering lihat dia masih main sama anaknya di depan tokonya.

Sepanjang tahun 2013, setiap penulis lewat depan rumahnya toko yang setahu penulis semenjak di tinggal ke dua orang tuanya memang mengalami kemunduran yang sangat cepat, barang-barang sudah hampir habis mungkin tidak bisa mengelola manajemennya, semenjak menikah punya anak seperti tidak serius mengurusi tokonya lagi, saat ini tambah sepi lagi dan penulis merasa kasihan sekali, dulu pernah penulis minta bantuan ngecat mobil yang terserempet, penulis kasih uang dia sangat tegas tidak mau menerima padahal penulis tahu dia butuh uang, akhirnya penulis kasih ke istrinya. Beberapa hari waktu itu,  penulis selalu terbayang wajahnya juga rasa bersalah penulis ketika menikah kelupaan tidak mengundangnya 3 tahun yang lalu padahal banyak temen-temen SMA penulis undang, akhirnya penulis memutuskan main ke sana sambil memperkenalkan istri penulis, yang dulu waktu jomblo penulis sering curhat kepadanya.

Tiba di depan tokonya, ketemu istrinya kelihatan kaget banget kedatangan penulis, penulis tanya apakah suaminya ada, jawabnya mas Sartono SUDAH pergi, penulis belum ngeh, penulis tanya lagi, kemana? jawabnya sambil nangis terisak-isak, Mas Sartono sudah meninggal 4 bulan yang lalu, saya mau ngabari njenengan dan teman-teman lain almarhum tidak tahu nomernya, Mas Sartono sakit tidak dirasakan, dikira cuma sakit perut biasa ternyata sakit lever parah, almarhum cuma seminggu di RS terus meninggal, bahkan tetangga-tetangga sini malah banyak yang belum bezuk selama dia sakit. Innalillahi wa Inaillahi Rojiuun.........Penulis mendengarkan ceritanya seperti patung karena kaget dan tidak percaya, orang yang murah tawa, ceria dan penuh humor pergi begitu cepatnya meninggalkan kita untuk selama-lamanya, akhirnya penulis pulang dengan membesarkan hati istrinya untuk tabah, karena sudah suratan hidup, karena hidup dan mati sudah di atur olehNya.

Begitulah penulis 2 kali di pamiti temen yang akrab selama masih hidup, tanpa kata-kata langsung, karena tidak mungkin orang sudah di alam akherat tidak bisa berkomunikasi lagi di alam fana ini, seperti penulis mengutip isi wejangan singkat di pemakaman kakek istri sebelum doa kepada arwah almarhum dan meninggalkan makam........hari ini kamu mendahului mati, besok mungkin saya atau yang hadir di sini akan juga mati karena semua orang pasti akan mati dan menghadapmu untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya selama masih hidup.


++++++++++  *****  +++++++++++

Tidak ada komentar:

Posting Komentar