Sabtu, 15 September 2018

Mengenang masa KKN UNDIP tahun 1995 di Suradadi, Tegal

Kegiatan perkuliahaan yang sangat penulis kenang dan mempunyai banyak kenangan manis adalah masa Kuliah Kerja Nyata (KKN), dimana penulis di tempatkan desa Bojongsana, Kecamatan Suradadi, Tegal. Kenapa sangat berkesan karena berbagai kejadian yang cuma diberi waktu 2 bulan di lokasi KKN, suka dan duka kita jalani bersama, bersama teman satu lokasi yang sebelumnya belum saling kenal karena berbeda fakultas saling bahu-membahu mengisi hari-hari dengan kegiatan membaur dengan masyarakat yang baru kita kenal juga. 

Beda dengan mahasiswa-mahasiswa sekarang, KKN kok di kampung penulis, padahal Kelurahan dimana penulis tinggal pernah menyabet Kelurahan terbaik di Indonesia, terus apa manfaat KKN bagi mereka dan penduduk sekitar ya ? atau sekarang KKN cuma sebagai kegiatan formalitas untuk menjadi Sarjana, bukan seperti jaman penulis kuliah, kegiatan KKN benar-benar menempa mahasiswa sebelum masuk ke dunia nyata setelah lulus kuliah.

Penulis bersama 8 orang, terdiri 3 cewek dan 6 cowok mahasiswa berlainan fakultas, sehingga total ada 9 mahasiswa menempati rumah pak Lurah desa Bojongsana, kec. Suradadi, Tegal. Di sinilah penulis merasakan sesuatu yang tidak pernah penulis rasakan dibawah arahan pak Lurah yang baik hati, kita merencanakan kegiatan, makan bersama satu meja, diskusi dan saling berbagi cerita dari berbagai perbedaan, suka dan duka kita lalui bersama  menjadi sesuatu yang tidak akan  akan terulang lagi. 



 Karena kekompakan kitalah baik tingkat desa maupun tingkat kecamatan, tim kita mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat  dan kita sangat di hormati penduduk sekitarnya, kegiatan-kegiatan  kita lalui, mulai dari ikut pengajian, penyuluhan-penyuluhan, ikut memeriahkan pesta kemerdekaan RI, memang kegiatan KKN kita bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan kita, mulai dari lomba-lomba, pawai pentas seni, upacara bendera, juga pembangunan sarana fisik misalnya membangun WC umum karena penduduk sekitar masih buang air besar di pantai-pantai sehingga membuat pantai jorok atau pengaspalan jalan kampung dan sebagainya.

Pepatah mengatakan ada perjumpaan pasti ada perpisahaan, disaat kita sudah sangat dekat sekali baik dengan sesama teman maupun masyarakat sekitar, waktulah yang memisahkan kita, penulis mempunyai ide supaya kita terkenang dengan kegiatan KKN di desa ini mengadakan pentas seni perpisahan. Mulailah dibentuk panitia, kita bentuk panita perpisahaan, ada yang bagian pendanaan dimana mencari sumbangan atau sponsor dari perusahaan-perusahaan sekitarnya. Penulis kebagian tugas bagian acara, mulai dari mengundang salah satu group band Semarang sebagai bintang tamu yang baru naik daun pada waktu itu, bernama Big Jum, kebetulan salah satu personel teman akrab penulis juga KKN satu wilayah, di Kecamatan Suradadi, Tegal akan tetapi berlainan desa.

Karena penulis juga mengisi acara, maka penulis juga harus latihan di Semarang berhubung group sudah terbentuk dan sudah pada paham lagunya tinggal berangkat ke Tegal, penulis membawa alat-alat musik sendiri dari Semarang bahkan penulis yang kemudikan sendiri pick up yang mengangkutnya, di sekitar daerah Kendal, pick up penulis di hentikan polisi, setelah tahu isinya alat musik buat KKN Undip, polisi baik hati mempersilahkan melanjutkan perjalanan. sesampai di Tegal, penulis juga ikut bantu-bantu pasang alat musik. Pada malam harinya tibalah pentas perpisahaan di selenggarakan mulai dari sambutan-sambutan, ucapan terima kasih dari aparat pemerintah setempat kepada peserta KKN, sambutan wakil dari peserta KKN, dilanjutkan dibuka group musik setempat, kemudian dari peserta KKN yang di wakili group penulis dan di tutup bintang tamu, yaitu Big Jum.  Setelah acara selesai tepat tengah malam, penulis juga ikut mencopoti panggung mengkoordinir pengembalian semua peralatan, karena besok harus sudah kembali ke semarang. Di situlah penulis bener-bener tidak akan melupakan apa yang telah penulis kerjakan bersama teman-teman dan masyarakat sekitar. Sampai pada hari dimana pelepasan semua peserta KKN, masyarakat sekitar seakan-akan masih belum mau berpisah bahkan bu lurah dan salah satu anaknya yang sangat akrab dengan kita  menangis tersedu-sedu saat melepas kita pulang ke daerah masing-masing. 

Setelah masa KKN selesai penulis ngebut membuat skripsi guna cepet lulus untuk segera menyelesaikan masa kuliah, akan tetapi beberapa bulan setelah perpisahan KKN, penulis masih kangen dan masih main ke desa tempat KKN beserta teman-teman mengunjungi lokasi KKN dulu kadang bermalam di sana dan tuan rumah masih menerima dengan tangan terbuka. Bersama berjalannya waktu sudah pada mempunyai acara sendiri-sendiri, kita sudah tidak pernah mengunjungi lagi, hanya kalau kebetulan penulis ada perjalanan melewati daerah sekitar situ, baik naik kereta, bis atau mobil pribadi dan meskipun kondisi malam gelap gulita penulis masih menyempatkan melonggok atau melihat lokasi KKN dulu,  penulis masih mengenang betapa indahnya masa-masa waktu itu.
   

Mungkin suatu saat ada yang membaca tulisan ini dan menjadi peserta KKN seangkatan penulis atau warga desa Bojongsana, kecamatan Suradadi Tegal maka penulis bilang :

  "I miss you all".......😍😍😍😍😍

++++++++++++  💙  ++++++++++++

1 komentar:

  1. Ada temanku, Pundatiningsih. Sejak 1996, kami tak pernah berjumpa

    BalasHapus