Jumat, 14 September 2018

Kesan dengan Bule Polandia......

Penulis ketemu orang Polandia pada tahun 2013, ketika dia kontak via e-mail, ketika penulis tanya darimana dapat nomer telepon penulis, dia jawab dari searching di internet, memang penulis aktif  marketing via portal-portal trading di Internet seperti Alibaba, Woodtrading, Globalwood dan sebagainya.

Kemudian dia minta nomor telepon dan kontak via skype, penulis heran kenapa pakai media ini mungkin untuk saat ini pasti sudah jengkel karena disamping putus-putus, suara nggak jelas juga sering putus keneksinya karena pada waktu itu teknologi masih mengandalkan 3G atau HSDPA tidak seperti sekarang sudah umum menggunakan 4G atau LTE yang speednya sudah mumpuni buat komunikasi baik menggunakan Skype, WA dll. Pernah penulis tanya kenapa kontak selalu via media ini, dia jawab sambil ketawa karena murah dan bisa kontak darimana saja, pikir penulis masuk akal juga.....

Setelah kontak-kontakan sekian lama, tanya-tanya harga, kualitas dan sebagainya tiba-tiba dia kontak posisi sudah di Jakarta dan pingin ketemu penulis di Semarang 2 hari kemudian maka penulis mempersiapkan apa-apa yang akan dia inspek atau tanyakan.

2 hari kemudian penulis sedang sibuk-sibuknya kerja di kejar produksi karena deadline shipment, penulis di kontak dan di suruh jemput di sebuah hotel, penulis sampai bingung dia menyebutkan nama hotelnya, akhirnya dia SMS nama hotelnya, jujur saja selama penulis tinggal di Semarang baru tahu nama hotel itu, biasanya penulis ketemuan buyer di Novotel, Ciputra, dan lain-lainnya tapi  jawabnya waktu ketemu hotel ini murah...hahaha duh bule kok ngirit.....

Setelah basa-basi ngobrol sebentar, sambil memperkenalkan temannya katanya kontraktor yang membutuhkan bahan untuk pekerjaanya, kemudian penulis bawa ke pabrik, inspek-inspek seperti biasanya tanya sana-sini, jenis kayu atau harganya, setelah itu mereka minta di antar di alamat sebuah pabrik di kawasan industri Muktiharjo, penulis tahu tempatnya menuju ke sana ternyata di sana sudah di tunggu seseorang yang penulis kenal biasanya sebagai broker atau marketing trading, weleh ternyata dia sudah menghubungi banyak orang nih, langsung penulis nebak ini buyer abal-abal...hahaha.

Bukannya sombong penulis sudah ketemu puluhan orang asing jadi sudah hapal tabiat-tabiat mereka, kalau cuma broker atau marketing trading sudah bisa di tebak, mereka di sini memanfaatkan kita, padahal yang dimanfaatkan malah bangga pergi sana-sini sama bule nggak terasa dia cuma dimanfaatkan, misalnya suruh antar sana-sini, bayari makan, ajak ke hiburan malam, carikan cewek panggilan dll....dll...

Akhirnya penulis tinggal di pabrik tersebut karena sudah ada yang menemani, hal ini di karenakan penulis juga sedang sibuk-sibuknya. Sore hari penulis dapat telepon dari dia lagi katanya minta di jemput di pabrik kaos di kawasan industri Sayung, Demak, yang membuat penulis heran karena penasaran maka penulis menyanggupi menjemputnya, di dalam mobil penulis tanya kok datang ke pabrik itu bukannya yang di cari produk kayu, dia jawab katanya di Polandia baru prospek produk itu, dugaan penulis ternyata bule ini cuma broker...hahaha, dia bilang lapar karena dari siang belum makan,......blais nih kebetulan penulis bersama temen cuma bawa uang cekak, tapi ada kata-kata yang melegakan penulis kalau dia yang traktir, kalau penulis mbathin ini buyer abal-abal, kalau mungkin dia yang mbathin ini pengusaha kere...hahaha

Akhirnya penulis mengarahkan ke rumah makan di kota lama, Ikan Bakar Cianjur, penulis dan teman pesan nasi goreng, mereka pun pesan juga, sambil makan dia bilang nasi goreng sini lebih enak dari yang dimakan dia tadi malam di hotelnya, kemudia dia pesan lagi, pesan lagi sampai hidangan penutup yang memenuhi meja. Ada yang mengherankan penulis lihat, mereka makan seperti orang ngamuk, semua hidangan memenuhi meja mereka sikat habis tapi sebelum pesan semua mereka lihat harganya dan diskusi dengan temannya, di hitung-hitung pakai kalkulator di hp....wkwkwkwk.

Seperti kebetulan mungkin negaranya baru bagus-bagusnya perekonomiannya, penulis dapat order dari orang Polandia setelah seminggu mereka kembali ke negaranya. Hal ini di rasakan penulis ketika negosiasi dengan mereka, penulis rasakan mereka menawar produk kita seperti ibu-ibu menawar brambang atau bawang di pasar tradisional, barulah penulis paham tipikal orang Polandia malah melebihi njlimet atau perhitungan dari pada orang China yang digambarkan di film-film sebagai orang yang pelit. Sampai saat ini bila penulis kontak via email, kalau dijawab pun sekenanya katanya tidak ada yang minat kah, terlalu mahal kah, dan lain sebagainya, itulah kesan penulis sama bule Polandia....😆

++++++++++++  ***** +++++++++++





Tidak ada komentar:

Posting Komentar