Minggu, 02 September 2018

Pengalamanku sewaktu kerja di bagian HRD

Penulis pernah bekerja di perusahaan perkayuan PMA Jepang dikawasan Industri Berikat, Tugu Semarang pada tahun 2004, ini sebenarnya jarang ada perusahaan Jepang yang bergerak di bidang perkayuan,  biasanya perusahaan Jepang identik dengan perusahaan  di bidang otomotif, elektronik atau perusahan-perusahaan teknologi tinggi. Diperusahaan tersebut penulis menjabat Manager HRD dan GA.

Di bidang HRD, penulis sebagai tangan kanan pimpinan dan menjadi jembatan komunikasi antara pihak karyawan dengan pimpinan dalam hal ini penulis berpihak pada managemen perusahaan serta mengurusi masalah-masalah tenaga kerja, misalnya memberi surat peringatan, memanggil karyawan untuk di minta keterangan, menghitung gaji atau lembur, jamsostek dan lain sebagainya, Sedangkan dibagian GA, lebih tepat di sebut bagian serabutan di mana mengurusi semua urusan berkenaan dengan operasional perusahaan, seperti mengurusi security, sampah, kendaraan, peralatan kantor dan sebagainya. Berhubung pegawai perusahaan jumlahnya cuma ratusan, maka jabatan tersebut di rangkap oleh penulis. 

Banyak pengalaman ingin penulis ceritakan karena penulis mengalami peristiwa demi peristiwa yang tidak mungkin terlupakan. Penulis melamar di perusahaan ini hanya berdasar lowongan di kolom kecil di harian koran Jawa Tengah dan di panggil katanya berdasarkan kriteria penulis pernah bekerja di perusahaan yang kerjasama dengan perusahaan di Jepang.

Setelah penulis di terima, penulis langsung kerja seperti karyawan biasa meski masih di bimbing sementara karyawan lama yang keluar karena di terima sebagai dosen di sebuah PT Negri di Semarang. Sebulan pertama penulis kerja seperti kerja romuza dimana penulis malah seperti yang punya perusahaan, karena apa-apa larinya ke penulis, sedangkan atasan penulis ada 3 orang dari Jepang cuma stand by dan kerjanya cuma marah-marah melulu.

Perusahaan tempat kerja penulis mempunyai keamanan dari aparat, istilahnya becking 4 orang yang setiap bulan meminta jatah. Pertama aparat yang punya markas di Srondol, dari cerita karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan ini, aparat ini menjadi kepercayaan atasan karena sewaktu atasan ada masalah dia minta bantuannya sampai urusan selesai, sehingga sebagai timbal balik, dia mendapatkan jatah perbulan meskipun cuma beberapa ratus ribu, kemudian seorang anggota TNI angkatan laut yang jatahnya seperti yang pertama, mungkin kawasan ini daerah kekuasaan instansi ini dan yang ke tiga dan ke empat adalah aparat kepolisian setempat, dimana yang satu kapolres dan bawahannya, semua jatah di ambil sendiri kecuali kapolres jatahnya di ambilkan bawahannya dan mendapat bagian paling besar, mereka ambil jatahnya selayaknya kerja di perusahaan tempat penulis bekerja tiap bulannya.

Hampir semua perusahaan Jepang pasti terkenal dengan kedisiplinannya, termasuk dalam hal keuangan, termasuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak jelas, semua itu penulis lah yang selalu menjadi korban penderita, karena semua di limpahkan ke penulis, ambil contoh seperti pihak Kelurahan meminta sumbangan untuk perbaikan pagar kelurahan atau peringatan apa saja misalnya tujuh belasan, pasti atasan akan menolak memberikan dan penulis yang menjadi tamengnya, atasan selalu bilang tidak ada uang, mereka khan kantor negara, kenapa minta ke perusahaan?

Kadang ketemu yang lucu-lucu dan tidak masuk akal, misalnya suatu hari ada mobil ambulance TNI masuk pabrik, penulis terkaget-kaget, sopir pingin ketemu pakai seragam TNI menghadap ke penulis dan  bercerita kalau di suruh jemput istri atasannya di Surabaya mau minta uang saku.....wkwkwkwk atau mobil patroli Polisi Mitsubishi Kuda datang ke pabrik, polisi dengan seragam lengkap datang menghadap, dia bercerita kemarin habis mengawal Ibu Megawati kunjungan ke Kendal, mesin mobil ada kerusakan dan turun mesin minta bantuan dana untuk perbaikan, penulis tertawa dalam hati, ini opo perusahaan mbokmu....hahaha.

Adalagi seorang aparat TNI berseragam lengkap datang bersama seorang pemuda, menghadap penulis dan cerita kalau ingin memasukan katanya keponakannya yang baru lulus SMA, untuk di tempatkan di bagian apa saja, sebenarnya hal-hal seperti ini yang paling di benci penulis tapi oleh penulis pemuda tadi disuruh mengisi bio data sebagai formalitas sedangkan pengantarnya di suruh tunggu di ruang tamu, iseng-iseng penulis tanya, bapak tentara tadi apanya anda, mungkin masih polos pemuda itu menjawab, kalau itu kenalan bapaknya, sering di minta memasukan orang kerja dimana-mana, ya kalau di terima kasih uang tanda terima kasih.....waduuuuh, setelah berdua pergi, lamaran penulis lempar ke ribuan lamaran lama di lemari dokumen...hahaha.

Hampir sembilan bulan penulis kerja banting tulang di perusahaan itu, ada perkataan negara Jepang jauh dengan negara Indonesia dengan kata lain orang Jepang itu pintar-pintar, tetapi sebaliknya dengan atasan penulis, ini orang Jepang tapi kurang pintar, suatu ketika penulis di keluarkan dikarenakan sesuatu yang bukan kesalahan penulis, bahkan Asisten Manager berusia sekitar 60-an tahun waktu itu, penulis masih ingat namanya Takao Suzuki dan menikahi wanita asal Yogya, sehingga sudah kelihatan orang Jawa daripada orang Jepang, sering curhat dan cerita-cerita dikala waktu senggang,  sampai menangis waktu penulis pamiti.
penulis melihat kondisi perusahaan bisa meramal kedepannya nasibnya ternyata menjadi kenyataan, pabrik bangkrut dan di tutup sekitar tahun 2007 dan para karyawan yang baik-baik, kerja disiplin, tidak neko-neko serta kerja dengan jalinan kekeluargaan yang kuat menyebar ke segala penjuru, entah pada kerja dimana saja tapi kadang mereka masih saling kontak via group di FB.

++++++++++++  *************  ++++++++++++




1 komentar: