Sabtu, 15 September 2018

Kesan dengan Bule Afrika Selatan.....

Pada tahun 2013, penulis punya koneksi orang Afrika Selatan, biasanya penulis ragu orang-orang dari benua itu bermotif penipuan, misalnya mau inves butuh orang yang menangani uangnya atau mau pesan barang seakan-akan kemarin sudah setuju negosasinya dan lain sebagainya. Setelah kontak-kontakan beberapa kali via e-mail, akhirnya disepakati akan bertemu di kota penulis yaitu di kota Semarang, Jawa-Tengah. 

Seminggu kemudian penulis di kontak via handphone bahwa dia sudah sampai di Semarang, menginap di hotel Gumaya, dengan semangat 45 penulis menuju mobil jadul di garasi, cuaca pada waktu itu musim hujan dan hujan tiap harinya, penulis men start mobil....walaaaah akinya ngandat maklum sudah waktunya jajan, setelah usaha beberapa kali tidak bisa, penulis memutuskan mau naik taksi tapi kok membutuhkan waktu, akhirnya atas usul ibunda bagaimana kalau di dorong karena posisi garasi penulis memang jalan agak menurun, akhirnya hanya dengan tenaga 2 wanita perkasa, ibunda dan istri tercinta mobil di dorong dan mesin hidup.....Alhamdulillah bersamaan hujan turun dengan derasnya penulis meluncur ke Hotel Gumaya, diperjalanan penulis pikirannya kacau balau, mikir hujan yang nggak berhenti-berhenti, banjir dimana-mana, memang penulis terjang bak off roader, nek macet piye ??? apalagi yang mo di temui orang Afsel, bayangan penulis orangnya besar, item dan cuma kelihatan giginya.....hiiii apalagi negaranya terkenal dengan angka kriminalitas yang tinggi menurut cerita teman yang pernah ke sana.

Sesampainya di Hotel, penulis parkir di tempat yang disediakan maklum masih tertib sekali karena setahu penulis hotel baru 1 bulanan di resmikan, penulis kontak yang bersangkutan dari tempat parkir dan mau ketemu di lobby, karena letak parkir mobil jauh dari lobby, penulis punya niat memindahkan mobil lebih dekat karena hujan turun cukup deras, pas mobil mau di start, waduuuuuh...ngandat lagi.....mampuuuusss gue...akhirnya penulis memutuskan lari-lari kehujanan ke lobby hotel, nasib...nasib...sial bener hari ini....

Sesampai di lobby dengan baju sedikit basah yang dicari penulis kok tidak ada, barulah ketika penulis telepon yang mengangkat tidak seperti yang dibayangkan, ternyata orangnya memang tinggi besar tapi kulitnya jauuuuh lebih putih dari penulis alias bule....hahaha, kemudian kita ngobrol di Lobby, dia cerita bahwa dia meneruskan usaha orang tuanya turun-temurun di usaha furniture , mempunyai pabrik yang besar di  Afsel, maksud kedatangan dia ke sini mencari produk decking kayu khas Indonesia, yaitu Bangkirai. Katanya dia sudah mengunjungi pabrik-pabrik di Semarang, dia juga tanya penulis detail mengenai usaha penulis bahwa usaha kecil-kecilan dan biasanya juga mengerjakan produk yang kecil-kecil karena tidak punya modal besar. Alhamdulillah dia percaya sama penulis kalau hujan seperti ini banjir dimana-mana bahkan penulis cerita dengan membesar-besarkan kondisi bahwa jalan ke pabrik sudah banjir macet lagi, kalau dia ngajak nengok ke pabrik penulis, mosok dia di suruh dorong mobil dulu apalagi pabrik penulis khan cuma nebeng pabrik punya orang.....hahaha

Sambil ngajak maksi alias makan siang, karena Hotel masih baru penulis ngikut aja apa yang dia ambil karena bingung makanannya aneh-aneh, dengan harapan tidak seperti di film Warkop, di ikuti ternyata makanan yang dia ambil dikasihkan kucing...wkwkwkwk, dia tanya-tanya banyak mengenai kualitas barang, harga dan pabrik mana yang rekomended untuk kerjasama, makanya penulis menjelaskan semua pabrik-pabrik yang ada di Semarang dengan kualitas yang baik. penulis juga punya kesempatan tanya-tanya tentang negaranya, memang di sana kriminalitas tinggi sekali tapi di daerah-daerah tertentu di garis kemiskinan kebanyakan penduduk asli yang berkulit hitam, keamanan memang super ketat karena banyak orang nekat, pembunuhan dimana-mana, dia cerita anak masih satu mungkin seusia anak penulis, bahkan dia tidak pelit menunjukan foto-foto di laptopnya, foto pabriknya, produknya, keluarganya dari ayah ibu, istri dan anaknya, ketika penulis tanya dirumah banyak bulu dan kepala hewan yang diawetkan, katanya dia punya lisensi berburu tapi terbatas setahun hanya boleh menembak 3 ekor saja kalau lebih dendanya tinggi sekali dan sebagainya.

Setelah sekian lama penulis ngobrol, sudah tidak ada pertanyan lagi dan waktu sudah sore, dia tanya dimana bisa menukar mata uang Dollar ke Rupiah, mungkin pikir penulis dia mau jalan-jalan atau belanja di Semarang dan menurut Satpam di seberang ada bank atau kantor apa gitu, penulis lupa  mungkin bisa menukar di sana,  masih dalam suasana gerimis penulis lari-lari dengannya ke seberang jalan ternyata tidak melayani penukaran uang, akhirnya penulis dan dia kembali ke hotel, penulis menyarankan ditukarkan saja ke money changer, kemudian dia menuju bagian administrasi hotel, mungkin tanya-tanya mau ke money changer, ternyata di bagian administrasi mau menukar uang dollar, pikir penulis sudah tidak ada masalah, mau pamit.  Sambil menjabat erat tangan penulis, mengucapkan terima kasih dia memasukan uang ke saku penulis, waktu penulis tanya ini uang buat apa, mau dibelikan apa ? Dia menjawab uang ini buat penulis karena telah membantunya memberi saran-saran dan info-info, penulis baru sadar dan menolaknya karena penulis menemui dia bukan maksud itu tujuannya, dengan setengah memaksa dia bilang di sana apa-apa di hargai dengan uang, terima saja uang itu sebagai tanda terima kasih, akhirnya penulis terima tetapi masih dengan perasaan bengong, baru pertama kali ini penulis di beri uang bule secara langsung...hehehehe

Sampai di mobil hujan kembali turun dengan derasnya, dengan komat-kamit seperti dukun penulis pelan-pelan mencoba menghidupkan mesin mobil kesayangan penulis hasinya nihil, masih ngandat, sambil meliat butir-butir air hujan di kaca depan mobil, penulis masih merayu mobil untuk hidup, ternyata tetep aja masih ngambek, dengan perasaan kesal penulis ingat uang di saku yang dikasihkan bule tadi.....alhamdulillaaaah.....penulis nggak jadi marah sama mobil, setelah di hitung jumlahnya 2 juta, langsung penulis mengudang temen minta bantuannya dengan iming-iming mo makan dimana saja.

Sekitar 1/2 jam 2 temen penulis datang, masih suasana gerimis dengan susah payah dibantu seorang satpam hotel, mobil di dorong dan mau nyala, penulis kasih imbalan 20 ribu buat satpam dan temen punya mau makan di deket kantornya di sekitar Plaza Simpang Lima, di Papa Ron's Pizza, enteng kata penulis dalam hati...dan di Plaza Simpang Lima itu juga penulis mengganti aki yang ngandat seharga 600 ribu, masih ada sisa untuk  penghasilan  hari ini....hahaha, itulah pengalaman penulis ketemu bule dari Afsel meskipun sejak perpisahaan dengannya sampai saat ini koneksi terputus, hp tidak bisa di hubungi dan e-mail tidak pernah di balas.


++++++++++++ ***** ++++++++++





Tidak ada komentar:

Posting Komentar